Selasa, 29 Juni 2010

random perspective

What we did was, we created organic machines and gave them their own intelligence, we modeled them on ourselves, gave them organs, a heart and a brain (some of them we just wanted to stay put, so we gave them roots instead), obviously we didn’t want them to be as smart as we were, and we didn’t want them to look like we did, we just wanted them to spread out over a planet and be around whenever we needed them.
It’s easy to control them and get pretty much anything you want out of them, if you know the right words to use and the right spots to scratch.
Unfortunately, your colony, due to whatever reasons, seems to have forgotten things.

Don’t worry,you’ll be filled in properly later.

cerita tentang kamu

tiba tiba saya mau bercerita tentang kamu.
saya tidak tahu kamu akan membaca tulisan ini atau tidak, tp saya tidak lagi peduli.

saya ingat dulu disekolah di sma, saat saya masih memakai seragam putih abu abu yg setengah mati saya banggakan, saya melihat kamu.
saya berada dilantai 3, disudut kelas saya.. saat saya baru resmi menjadi anak sma.
kamu dibawah sana, berbaris, dengan rompi coklat mudamu.. kamu dan teman temanmu tampak berbeda.
saat itu saya tahu kamu si kakak kelas, si kakak anggota mpk.
kamu tahu apa yang saya lihat waktu itu?
saya melihat kamu tersenyum.

dan apakah kamu tahu?
saya memperhatikanmu didetik itu, menit itu mata saya tertuju kepada kamu.

pasti kamu mengganggap saya suka kamu layaknya seorang adik kelas kepada seniornya?
kamu salah. saya tidak menyukai kamu. tidak sama sekali.
tapi saat itu sayapun tidak tahu mengapa mata saya terus melihat ke arahmu.
ke senyuman itu.

sejak saat itu saya tahu kamu. bukan, bukan namamu. saya tidak peduli namamu. tapi saya tahu kamu adalah sikakak kelas, dan saya selalu ingat senyuman kamu.

waktu berlalu dengan biasa. saya dengannya, saya menjalani harihari saya, mengisinya, tanpa sedikitpun memikirkan atau ingat akan kamu. saya tertawa, saya menikmati hari hari saya, dan hati saya sudah saya berikan untuknya.. untuk si orang lain.

dan waktu jugalah yang membawa saya ke suatu kampus.. kampus yang sama denganmu. dan disudut hari, setelah menahun, saya melihat kamu. lagi. dengan senyum yang masih sama.
dan apakah kamu tahu? di hari itu saya masih tidak bisa mengendalikan mata saya untuk tidak menatap ke arahmu.ke arah senyum itu..

dan waktu kembali berjalan.. saya bertemu dengan beberapa orang, singgah, tapi akhirnya saya selalu pergi. rutinitas biasa dan lagi lagi saya tiba di suatu hari ketika secara spontan kamu mengirimkan pesan singkat di suatu jejaring sosial kala itu.
lalu apakah semua tampak sempurna? dalam arti dimulai dari dunia maya, kamu mendekat, saya meneerima, dan kita berdua?
salah..

ternyata semesta masi berbicara:
'belum..belum sekarang..belum waktunya'

ya, memang kita akhirnya saling kenal. saling bertegur sapa. kamu dan senyum itu jadi tampak nyata untuk saya. tapi perasaan yang saya rasakan untuk kamu tidak lebih dari itu. saya tidak bisa deskripsikan. tapi saya tidak punya keinginan untuk lebih dekat dengan kamu. tidak sama sekali. ada yang menahan saya untuk membuka hati saya untuk kamu.

ya lagi lagi waktu berkompromi, bulan terus berganti. bahkan saya sempat menitipkan lagi hati saya ke orang lain walau lagi lagi tidak berhasil.
setelah sekian lama saya tidak tahu kamu kemana dan dimana, saya sudah hampir lupa dengan kamu,
dan ya..kamu menyapa saya lagi. dengan media yang hampir sama di waktu yang lalu:
jejaring sosial.

'hai gis apa kabar?'

satu kalimat singkat dengan keadaan yang tidak lagi sama, kamu telah jadi sarjana. kamu sudah satu langkah lebih jauh. dan kalimat singkat itu berlanjut menjadi sms sms rutin, berlanjut menjadi sebuah janji pertemuan yang terencana.
kamu menjemput saya, dan kita makan malam disuatu tempat yang akan selalu saya ingat.
saya ingat bagaimana kamu memesan makanan, saya ingat menu yang kamu pesan, saya ingat bagaimana mukamu saat kamu kepedesan. saya ingat bagaimana kamu meminta saya untuk mau merencanakan pertemuan berikutnya.saya ingat semuanya..

malam itu saya sadar, senyumanmu masih selalu sama.. masih menarik perhatian saya..
dan adalah pertemuan kedua, ketiga, dst..

saya suka tertawa dalam hati saat kamu selalu mencuri pandang ke arah saya di bioskop.
saat kamu terus memperhatikan wajah saya yang sebenarnya saya sadari betul..
bagaimana kamu mendengarkan cerita-cerita saya, bagaimana kamu membaca mata saya..

dan semesta akhirnya membantu saya, membuka hati saya, untuk jatuh sepenuhnya ke hati kamu.. semesta seolah menjawab:
' ya,ini saatnya buat kamu..ini waktunya..dia yang selama ini sebenarnya kamu cari, apa kamu tahu sebenarnya saya telah memberi kamu tanda.. dari beberapa tahun lalu, saya telah menitipkan tanda lewat senyummnya..apa kamu tidak sadar itu?'

sekarang setelah ratusan hari saya bersama kamu, saya seutuhnya telah mendapatkan senyuman itu setiap hari, karena kamu tidak pernah lelah memberinya, tersenyum, dengan sorot mata kamu yang selalu berhasil membuat saya terjatuh, lebih dalam lagi..
dan sampailah saya dititik ini..
titik dimana saya takut senyuman itu tidak akan saya miliki lagi..

You're not lost. You are the sky. Your parts move and now, never rust. You are burning wheels and a turning world. You are the wind in silver hair. This is our road. I am a map to you.

saya mencintai kamu, sepenuhnya. sampai saya tidak tahu lagi harus berkata apa :)